Tuesday, May 29, 2007

Satu perjalanan di bumi Borneo

Satu saat di tahun 1998, saat krisis moneter dan ketidakpastian ekonomi nasional terjadi, satu pilihan yang belum pernah diperoleh, harus diputuskan yaitu merantau ke Kalimantan Timur, bekerja di suatu tambang batubara yang sebelumnya belum pernah dibayangkan. Tanpa ada pengalaman sedikitpun, hanya dengan satu ketetapan hati dan satu harapan menjadi lebih baik, berangkat ke Kalimantan Timur.

Saat itu, kota Samarinda belum dikenal, bahkan letaknya di peta pun sudah lupa, sehingga ketika menerima tiket pesawat terbang Jakarta - Balikpapan, pertanyaan yang timbul adalah tujuanku ke Samarinda bukan ke Balikpapan. Belakangan baru tahu bahwa Samarinda tidak ada bandara, jadi dari Jakarta mendarat di Balikpapan kemudian dilanjutkan perjalanan darat selama kurang lebih 2 jam menuju Samarinda.

Sampai di Samarinda, tidak langsung bekerja tetapi sempat bermalam satu malam sebelum berangkat ke lokasi bekerja di Site Bukit Rejeki, Tenggarong. Sesampai di site Bukit Rejeki, ditempatkan di camp baru yang belum ada staff yang tinggal. Bekerja 12 jam sehari, makan hanya sekali di siang hari saja, karena kalau pagi berangkat terlalu pagi, makan yang disupply dari camp lain baru agak siang datangnya sehingga tidak dapat jatah. Sedangkan kalau malam hari, berhubung pulangnya sudah larut, makan yang tersisa biasanya tinggal nasi saja, sedangkan lauknya sudah diambil teman - teman operator dan mekanik. Terkadang ada operator atau mekanik yang berbaik hati menyisihkan lauknya. Hal ini berlangsung selama hampir sebulan. Bisa dirasakan, bekerja di daerah remote area, dengan kondisi serba terbatas, harus bisa bersaing dengan orang - orang dengan karakter keras, hal ini menempa diri dan hati untuk kuat dan tegar.

Di bulan kedua, diputuskan untuk tinggal di kota Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai ( sekarang Kabupaten Kutai Kartanegara ). Tenggarong, sebuah kota kecil di pinggir sungai Mahakam. Tahun 1998, Tenggarong belum berkembang dan ramai, sehingga aktifitas kota akan terlihat sepi kesehariannya. Masyarakatnya cukup ramah dan beragam. Pengalaman berharga bisa tinggal didaerah yang belum pernah dibayangkan. Kawan - kawan kerja berasal dari baerbagai etnis, diantaranya Jawa, Bugis, Banjar, Dayak, Kutai dan Tator ( suku Toraja ).