Friday, October 26, 2007

Alutsista baru untuk TNI AD


Pada acara serah terima jabatan Pangdam V/ Brawijaya, KASAD Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan pembangunan kekuatan TNI adalah suatu kewajaran termasuk Alat Utama Sistem Senjata. Adalah suatu kewajaran dalam perkembangan waktu dewasa ini memerlukan dukungan persenjataan dan meningkatkan profesionalisme prajurit untuk mendukung pertahanan dan ketahanan nasional. Ancaman internal maupun eksternal perlu diantisipasi secara efektif. Pada kurun waktu sebelumnya, embargo senjata dari AS telah membuat kekuatan TNI berkurang, hal ini tidak boleh terjadi atau terulang kembali. TNI sebagai salah satu elemen penjaga keutuhan NKRI telah membuktikan jati diri sesungguhnya yang mampu membuktikan keutuhannya. Elemen penjaga keutuhan NKRI ini sangat penting untuk menangkal segala gerakan yang mengancam keutuhan NKRI. Peremajaan persenjataan merupakan hal penting untuk TNI, hal ini tidak mungkin ditawar lagi. Tidak ada di dunia ini angkatan bersenjata yang tanpa senjata yang cukup [ cukup jumlahnya, cukup kualitasnya, cukup penggunaannya]. Harapan keutuhan NKRI, sangat bergantung kepada profesionalisme TNI sebagai elemen pertahanan. "Tetap Jaya TNI, Tetap Jaya Indonesiaku"

Google dan koruptor


Siapa yang tidak mengenal google ? Pertanyaan ini tentunya ditujukan kepada mereka yang mendalami, mengenal atau yang baru mengenal dunia maya. Google merupakan mesin pencari yang populer dan cukup " mumpuni". Seperti yang ditulis Pak Made Andi Arsana dalam bukunya yang berjudul " Mengenal Fitur - Fitur Google ". Banyak yang bisa diperoleh lewat google.

Tapi hari ini saya coba mencari naskah atau dokumen mengenai seorang tokoh di google, dan nama tokoh itu yang saya pakai sebagai kata kunci. Setelah menunggu beberapa saat, muncul naskah yang berkaitan dengan tokoh tersebut. Alangkah terkejutnya saya, naskah yang muncul ternyata lebih banyak menampilkan kasus korupsi yang menyangkut tokoh tersebut ( mungkin terlalu lama menjadi tokoh sehingga dokumennya juga banyak ). Semakin banyak kasus korupsinya, berita korupsinya juga banyak. Sehingga bisa kita nilai sendiri tokoh tersebut dalam kehidupan bermasyarakatnya.

Saya berpikir " Hebat, google bisa jadi mesin pencari seberapa bersih tokoh di negeri ini ?". Bisa dicoba, kalau anda ingin tahu kredibilitas, jenis koruptor atau bukan seorang tokoh, pejabat atau artis, masukkan saja namanya di google.

Hati - hati, buat yang mau jadi koruptor, kalau sudah jadi kasus dijamin nggak gampang menghilangkan dokumen beritanya di dunia maya.

Miskin tapi "ada yang kaya"

Seperti menjadi tradisi sejak saya berkeluarga, diakhir bulan saya dan istri menyusun Rencana Anggaran Pembangunan dan Belanja Keluarga ( RAPBK ). Kami susun menjadi beberapa pos - pos baik pemasukan dan pengeluaran ( bergaya modern seperti sebuah "negara "). Terkadang pos pengeluaran lebih besar ( tinggal di Kalimantan biaya hidupnya sama dengan kayak tinggal di Jakarta bahkan utk beberapa hal biayanya melebihi di Jakarta ) dari pos pemasukan ( apalagi pemasukan mengandalkan gaji bulanan yg konstan, setiap akhir tahun berharap ada perubahan ). Nah.....kalau sudah begini, langsung evaluasi pengeluaran dan dibuat skala prioritas, kalau memang tidak memungkinkan ada item yang bisa ditunda, kami mencari sumber dana lain, biasanya yang menjadi sasaran adalah bapak - ibu untuk menyokong dana ( he..he..he.. sudah berkeluarga koq masih ngrepoti orang tua ).
Kalau sudah selesai penyusunan RAPBK, kami "presentasikan" ulang, untuk menyakinkan lagi. Setelah itu kami sepakati untuk dilaksanakan RAPBK itu menjadi APBK ( Anggaran Pembangunan dan Belanja Keluarga ). Setelah masuk periode APBK, kami kumpulkan dana masuk dan kami masukkan dalam pos - pos pengeluaran. Terkadang dalam prakteknya, di pos - pos pengeluaran, dana yang kami rencanakan dikurangi dan masuk ke tabungan pribadi. Akibatnya kualitas dan kuantitas yang disepakati dalam belanja kebutuhan menjadi berkurang, kebutuhan hidup sebulan berkurang atau paling tidak barang yang dibeli kualitasnya turun. Pas...diakhir bulan akan menuai protes dari pihak lain, sementara pihak yang lain tenang - tenag saja karena sudah ada dana di tabungan pribadi.

Nah...Secara analogi sederhana saja, bagaimana kalau hal tersebut terjadi di sebuah negara ? Ada APBN, ada yang "korupsi", ada kemiskinan tapi ada juga orang terkayanya. Tidak heran ada daerah yang merasa "heran", APBDnya besar tapi koq...angka kemiskinannya juga tinggi. Kira - kira kemana dana APBD yang besar itu ?

Thursday, October 25, 2007

Ah...

Ah...begitu kra - kira ungkapan awal kemalasan yang mulai merasuki diri. Begitu juga saya, ah... malas mau posting, ah...malas mau nyalain komputer.

Malas adalah penyakit. Penyakit tentu ada penyebabnya. Dan penyakit malas itu jenis penyakit yang kita malas menemukan penyebabnya. Lebih sering kita menikmati rasa malas dengan berharap semoga penyakit malas segera sembuh atau ada pula yang berkata " Ternyata malas itu enak ". untuk yang terakhir ini bisa membuat penyakit malas menjadi kronis dan mengakar.

Kalau anak kecil terkadang disuruh makan saja sudah malas. Tapi kalau orang dewasa malas makan, apalagi kalau disuruh bekerja mungkin lebih malas. Karena bekerja harus keluar energi, menggerak anggota badan, berpikir dan lainnya. Tapi kalau malas, paling banter menggunakan sebagian kecil alam pikiran untuk berkhayal selebihnya hanya merebah badan.

Ah...apa seperti ini bangsaku ? begitu kira - kira yang muncul, setiap kali kita melihat orang yang malas dan sedang menikmati malasnya. Apakah bangsa lain juga mengenal penyakit malas?

Ah...malas aku memikirkannya...